Pagi itu dia harus menempuh perjalanan 2kilo dengan berjalan
kaki karena tak ada yang mengantar..
tapi tak begitu buruk bagi dia, karena dia cukup mengerti hidup ini.. dan memang dia harus selalu mengerti keadaan tanpa sedikitpun keinginan untuk dimengerti.
tapi tak begitu buruk bagi dia, karena dia cukup mengerti hidup ini.. dan memang dia harus selalu mengerti keadaan tanpa sedikitpun keinginan untuk dimengerti.
Dia masih saja melihat jarum jam yang sudah menunjukan
jam8lewat 5, masih berharap kk nya pulang dan dia tak akan telat sampai
dikantor dengan mengendarai motor.. tp ternyata menunggu sekitar 2menit kk nya
tak kunjung datang dan dia bergegas pergi karena hari semakin siang dan dia
akan semakin telat.. ibunya berfikir dia akan naik ojek karena jaraknya lumayan
jauh, tp karena tanggung bulan dia memutuskan untuk berjalan saja walau nantinya
akan telat sampai dikantorsesampainya di ujung gang rumah dia, dia meilhat seorang laki-laki tanggung
yang sedang membersihkan halaman depan tempat kerjanya.. iya lelaki tanggung
itu sebut saja namanya W****.. W**** yang sejak merantau k kota macet ini Cuma melihat
satu wanita yaitu dia, dia enggan menoleh karena pasti W**** akan melempar
senyum ke arahnya, sedangkan dia tak bisa bahkan tak ingin membalas senyum
tulus itu karena tak ingin memberi harapan yang sebenarnya kosong tak
terbalaskan.
dia terus saja berjalan berharap W**** tetap memperhatikan dari belakang entaah apa sebenernya keinginan dia, yang pasti dia tak ingin membalas cinta W**** tapi tak jg ingin mengatakan kalau teman lebih baik, dia yang ditaksir W**** sejak masih smp (2007) sampai sekarang sudah bekerja (2013) benar2 tidak habis fikir selama itu W**** menyimpan perasaan padanya tanpa beralih kewanita lain. (tetep si amsih gak percaya ada cwo seperti itu) HHeheh
Dia terus
berjalan agak lelah sih, tapi dia tak mengeluh dia justru menikmatinyasambil memikirkan masa depannya, akan seperti apakah dia nanti, apa
sudah bisa membuat bangga orang tua? Sampai saat ini dia selalu berfikir
hidupnya seperti turunan, makin hari makin pedih tapi dia tak lekas putus asa,
keyakinannya cukup kuat untuk terus bertarung dengan kompetisi yang tak bertuan
ini, akhir-akhir ini dia berfikir kalau dunia sepertinya memang tak didapat
maka dia putuskan untuk mengejar akhirat, mendekatkan diri pada sang pencipta
tapi bukan serta merta dia akan menyendiri lalu beralih hidup untuk akhirat
saja, tentu tidak, tapi dia akan menjalani hidup didunia seperti biasa sebagai
karyawan di salah satu perusahaan swasta Jakarta sebagai anak dan sebgai kakak,
tp dia akan lebih intensive lagi dalam beribadah.. akan memfokuskan diri untuk
ibadah, mudah-mudahan Allah meridhoi dan berkenan mengampuni kesalahan yang dia
lakukan karena lalainya mengingat akhirat tempat kembali.
0 komentar:
Posting Komentar